Jumat, 10 Agustus 2012

PEMBAHASAN
Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Seni Rupa
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa. Ciri dan karakteristiknya pun berbeda-beda, antara suku bangsa yang satu dengn suku bangsa yang lain. Terkait dengan kemajemukan suku bangsa di Indonesia, dalam Koentjaraningrat (2007:377-393) disampaikan dan dijelaskan beberapa faktor yang menjadi penghambat dalan pembangunan bangsa Indonesia diantaranya adalah: (i) faktor kenaikan penduduk; (ii) faktor aneka warna bangsa Indonesia; dan (iii) faktor sikap mental penduduk. Sementara itu, dalam Lubis (2008) disebutkan bahwa salah satu ciri manusia Indonesia adalah artistik. Manusia Indonesia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaannya, dengan perasaan-perasaan sensualnya, dan semua ini mengembangkan daya artistik yang besar dalam diri manusia Indonesia yang dituangkan dalam segala cipta artistik dan kerajinan yang sangat indah-indah serba beraneka macamnya, variasinya, warna-warninya.
Pendidikan seni memiliki peranan yang cukup penting dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam pembentukan dan pembangunan karakter peserta didik, dan lebih jauh lagi adalah karakter bangsa, karena peserta didik merupakan generasi penerus estafet kehidupan bangsa. Sehingga dalam proses penyelenggaraan pendidikan seni rupa peserta didik melalui pembelajaran seni rupa mampu mengembangkan sikap apresiatif, sensitivitas, dan kreativitasnya.
Dalam pembelajaran seni, dimungkinkan setiap anak menghasilkan produk atau karya yang berbeda dengan temannya. Dalam pembelajaran seni, anak menjadi terbiasa atau mengalami proses pembiasaan untuk berbeda dengan yang lain. Kondisi ini dalam jangka panjang akan berkontribusi terhadap pembentukan sikap hidup, misalnya penghargaan perbedaan pendapat, toleransi, dan demokratis dalam kehidupan sehari-hari atau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (dalam Ismiyanto, 2010: 37).
Berkaitan dengan pembentukan sikap hidup seperti yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa, karakter sangat berkaitan erat dengan sikap dan perilaku, sehingga dari sikap dan perilaku seseorang dapat diketahui bagaimana karakter orang tersebut. Berangkat dari konsep individu kemudian berkembang kepada masyarakat dan lebih jauh lagi bangsa. Dalam melihat karakter suatu bangsa dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap kebudayaan pada bangsa itu sendiri. Dalam satu wilayah budaya dapat dilihat kecenderungan masyarakat dalam mengamalkan maupun menjalankan sistem nilai dan norma kepercayaan yang diyakini itu.
Melalui pendidikan seni rupa, peserta didik dapat mengenal dan memahami keanekaragaman karakter dan kebudayaan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan seni rupa juga, siswa dilatih untuk memiliki dan mengambangkan karakter yang ada pada dalam diri peserta didik itu sendiri, seperti rasa sensitivitas atau kepekaan, kreativitas, serta rasa estetisnya yang berkaitan dengan penghayatan tentang suatu keindahan. Tentunya hal tersebut diharapkan dapat berperan dalam proses pembangunan karakter peserta didik pada kehidupan sehari-hari sebagai generasi penerus bangsa.
Peran pendidikan seni khususnya seni rupa dapat berfungsi sebagai pendekatan dalam belajar, sehingga melalui penerapan pendidikan seni rupa dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar peserta didik untuk mencapai keseimbangan yang dikehendaki. Peran pendidikan seni secara tidak langsung dirasakan oleh peserta didik melalui pendekatan yang bersifat multidimensional, multilingual, dan multikultural (http://yandra08.blogspot.com/2009/07/seni-sebagai-pemberi-identitas-dalam.html).
1.        Peran Multidimensional
Peran pendidikan seni secara tidak langsung dirasakan oleh peserta didik melalui pendekatan yang bersifat multidimensional, yang berarti melalui pendidikan seni menumbuhkan dan mengembangkan berbagai kemampuan dasar peserta didik. Melalui kegiatan seni, peserta didik dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk belajar. Konsep tersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang dikemukakan oleh Herberd Read dalam bukunya, Education through Art. Kegiatan seni dapat membantu individu dalam perkembangan estetik, perseptual, intelektual, emosional, daya cipta, dan teknik”. Berdasarkan hal tersebut di atas, kecerdasan peserta didik pada dasarnya mampu dioptimalkan melalui pendidikan seni yang mencakup fisik, persepsi, pikir (intelektual), emosi (emosional), daya cipta (kreativitas), sosial dan estetika.
a.    Pengembangan Fisik
b.    Pengembangan Persepsi
c.    Pengembangan Pikir
d.   Pengembangan Emosi
e.    Pengembangan Daya Cipta
f.     Pengembangan Sosial
g.    Pengembangan Estetika
h.    Pengembangan Bakat
2.    Peran Multilingual
Seni merupakan bahasa, berarti pendidikan seni bertujuan mengembangkan kemampuan berekspresi dengan segala cara dengan memakai bahasa seni dan keterpaduannya. Peran pendidikan seni sifatnya multilingual. Melalui pendidikan seni peserta didik mampu berkomunikasi melalui beragam bahasa (baik verbal maupun nonverbal), diharapkan juga mampu memanfaatkan bahasa rupa, bunyi, gerak dan keterpaduannya. Goldberg (dalam Kamaril, C.1999) menyatakan bahwa seni adalah cermin hidup dan cermin realitas, termasuk hidup dan realitas anak (peserta didik) dalam seni terhadap bahasa estetika dan simbolis, yang mampu menghadirkan pencitraan terhadap suatu keadaan tertentu.
Pendidikan seni mempunyai peran untuk mengembangkan berbagai kompetensi dasar yang dimiliki peserta didik dalam kegiatan ekspresi seni. Peran pendidikan seni yang bersifat multilingual secara integratif dapat dipahami melalui beberapa media yaitu media ekspresi, komunikasi, eksplorasi.
a.    Media Ekspresi
b.    Media Komunikasi
c.    Media Bermain/Bereksplorasi
3. Peran Multikultural
Melalui pendidikan seni dengan pendekatan multikultural menurut Gyorgy Kepes (dalam http://yandra08.blogspot.com/2009/07/seni-sebagai-pemberi-identitas-dalam.html) menyebutkan, bahwa sifat multikultural berperan mengembangkan kepekaan sosial anak, menanamkan kesadaran akan adanya perbedaan dan keanekaragaman budaya. Pendidikan seni dengan pendekatan yang bersifat multikultural adalah menjalin, menghargai, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap keragaman budaya yang pluralis, baik budaya yang dimiliki maupun budaya orang lain. Paradigma yang hendak dikembangkan dalam pendidikan seni multikultural hendaknya bisa berkembang seiring dengan hak dan keragaman latar belakang peserta didik sebagai pribadi yang belajar bersama-sama, hendaknya saling menghargai toleransi, demokrasi dan hidup rukun dalam masyarakat budaya yang majemuk.
Multikultural berarti keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Keragaman diharapkan menjadi dasar pemersatu bangsa Indonesia, mengingat bangsa Indonesia memiliki keragaman etnis dengan pola tradisi idealisme yang berbeda-beda, yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Oleh sebab itu, peran pendidikan seni rupa yang bersifat multikultural bertujuan menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global. Diharapkan dengan kesadaran hidup akan terwujud suasana kehidupan bermasyarakat yang berkualitas, terbuka dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar