Rabu, 22 Februari 2012

 MENDOAN PURBALINGGA:
MAKANAN TRADISIONAL KHAS DAERAH
Oleh: Imam Nofianto*)

Indonesia adalah negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya. Kebudayaan yang muncul di Indonesia sangat beragam. Budaya merupakan buah pikir yang dibuat manusia yang dijadikan acuan, pedoman dalam kehidupan sebuah masyarakat. Isi dari kebudayaan itu adalah sebuah sistem nilai, dimana sistem nilai tersebut telah dipahami dan disepakati bersama oleh masyarakat di dalamnya. Kebudayaan membuat manusia berbeda dengan makhluk yang lain dan kebudayaan menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang bermartabat.
Kebudayaan dapat bersifat relatif, karena kebudayaan selalu bergerak dan berkembang. Kebudayaan di tempat satu dengan yang lain berbeda-beda yang diyakini oleh tiap-tiap masyarakatnya. Kebudayaan adalah suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa dalam bidang estetis, moral, dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi, baik integarasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya. Produknya sendiri dapat berwujud barang buatan (artifact), kelembagaan sosial (socifact), dan buah pikiran (mentifact) (Sachari dan Sunarya : 2001).
Indonesia adalah negara yg terkenal dengan beragam budayanya, suatu warisan kekayaan yang patut kita lestarikan selalu. Salah satu ciri keragaman itu bisa di lihat dari beragam kuliner yg ada di negara ini, tidak heran karena kekayaan kuliner adalah bagian dari kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri. Salah satu kekayaan kuliner Indonesia adalah dari makanan tradisionalnya yaitu mendoan Purbalingga yang merupakan makanan khas daerah Banyumas.

1.     MENDOAN PURBALINGGA MAKANAN TRADISIONAL KHAS DAERAH

a.    Profil Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Purbalingga adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purbalingga. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan. Bupati Purbalingga sekarang adalah Drs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si.


 









            Terletak pada 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS" terbentang pada altitude ± 40 – 1.500 meter diatas permukaan laut dengan dua musim yaitu musim Hujan antara AprilSeptember dan musim Kemarau antara OktoberMaret. Secara umum Purbalingga termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 3,739 mm – 4,789 mm per tahun. Jumlah curah hujan tertinggi berada di Kecamatan Karangmoncol, sedangkan curah hujan terendah di Kecamatan Kejobong. Suhu udara di wilayah Kabupaten Purbalingga antara 23.20° C – 32.88° C dengan rata-rata 24.49° C.  Purbalingga berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet dan Dataran Tinggi Dieng). Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu dan anak sungainya, Kali Pekacangan. Anak sungai lainnya yaitu seperti Kali Klawing, Kali Gintung, dan anak sungai lainnya. Sekitas 21 km timur laut kota Purwokerto.. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Purbalingga)
Purbalingga memiliki Klub sepakbola Persap (Persatuan Sepakbola Purbalingga) sekarang Persibangga yang pada 18 Januari tahun 2011  menjuarai Kompetisi divisi II PSSI 2010-2011. [6] Untuk fasilitas Olahraga di Purbalingga terdapat Stadion Gelora Goentoer Darjono yang mana stadion ini mampu menampung sekitar 15.000 penonton. Di Purbalingga ada banyak industri dengan bahan baku rambut manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash) atau juga dibuat wig atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di rambut kita.[4] Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang merupakan transformasi dari industri kuali dan panci tembaga. Knalpot Braling cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif suku cadang murah.
Purbalingga memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah Nasional. Berbagai ajang perfilman nasional berhasil diraih dan dimenangi, selain itu Komunitas ini juga menggelar ajang festival film independen secara rutin yang disebut PFF (Purbalingga Film Festival). Untuk pertama kalinya pada 6 Desember 2010 Komunitas Film Independen Purbalingga memenangi Piala Citra dalam Festival Film Indonesia untuk kategori Film Pendek.
Makanan yang paling dikenal di Purbalingga adalah mendoan, ini adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai. Istimewanya, pembuatan mendoan diproses mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari sembarang tempe. Tempe mendoan adalah tempe tipis yang dibuat melebar/meluas. Untuk membuat mendoan, tempe ini diberi tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng sebentar sehingga masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering maka disebut tempe "keripik".

b.    Mendoan



Bahan dasar untuk membuat mendoan adalah tempe dari bahan kedelai yang telah difermentasikan. Sebelum kita masuk pada pembuatan mendoan alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses pembuatan dari kedelai menjadi tempe hasil fermentasi yang siap diolah menjadi mendoan.
Di desa Babakan Kabupaten Purbalingga terdapat banyak tempat yang mengolah kedelai untuk dijadikan menjadi tempe, baik itu tempe mendo ataupun tempe untuk diolah menjadi keripik. Salah satunya adalah di rumah ibu Tursini Rt 14 Rw 04 Desa Babakan yang setiap harinya mengolah kedelai menjadi tempe yang dapat diolah kembali menjadi keripik ataupun mendoan.
Pertama-tama adalah menyiapkan kedelai. Biasanya setiap harinya di tempat ini mengolah kedelai sebanyak 10 kg dan akan menjadi 700 bungkus tempe siap diolah. Setelah dibersihkan kedelai direbus dengan air selama 30 menit. Setelah itu kedelai diinjak injak dengan kaki agar kulitnya terkelupas. Kemudian direndam selama satu malam. Setelah satu malam kemudian di kukus selama satu jam, setelah diangkat dan setengah dingin dicampur dengan ragi. Ragi adalah bahan yang digunakan agar terjadi proses fermentasi pada kedelai. Untuk 10 kg kedelai dapat dicampur ragi sebanyak kurang lebih 2 ons.

Perhatikan gambar berikut!


(sumber: hasil foto penulis)
 
Setelah dicampur dengan ragi kemudian kedelai dibungkus menggunakan daun pisang sesuai dengan takaran yang telah ditentukan dan biarkan selama satu malam.


 
Kedelai yang telah dibungkus dengan daun pisang
(Sumber: Hasil foto penulis)


Setelah satu malam bungkusan dapat dibuka dan tempe sudah siap untuk diolah
(Sumber: hasil foto penulis)


Tempe mendoan yang siap untuk diolah




 
a.    Cara Membuat Mendoan

Bahan:

Bahan
500 gr tempe khusus tempe menodan
200 gr tepung terigu
350 ml air
garam secukupnya
2 batang bawang daun, iris tipis
minyak untuk menggoreng

Bumbu halus
4 siung bawang putih
4 siung bawang merah
1 sdt ketumbar
1 cm kencur

Cara membuat
1. Campur tepung dengan bumbu halus, air, dan bawang daun, aduk
2. Siapkan minyak dengan api sedang
3. Celup tempe pada tepung, goreng kekuningan, sesekali dibalik
4. Angkat, tiriskan, sajikan hangat



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar