MENDOAN PURBALINGGA:
MAKANAN
TRADISIONAL KHAS DAERAH
Oleh:
Imam Nofianto*)
Indonesia
adalah negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya. Kebudayaan yang muncul di
Indonesia sangat beragam. Budaya merupakan buah pikir yang dibuat manusia yang
dijadikan acuan, pedoman dalam kehidupan sebuah masyarakat. Isi dari kebudayaan
itu adalah sebuah sistem nilai, dimana sistem nilai tersebut telah dipahami dan
disepakati bersama oleh masyarakat di dalamnya. Kebudayaan membuat manusia
berbeda dengan makhluk yang lain dan kebudayaan menunjukkan bahwa manusia
adalah makhluk yang bermartabat.
Kebudayaan
dapat bersifat relatif, karena kebudayaan selalu bergerak dan berkembang.
Kebudayaan di tempat satu dengan yang lain berbeda-beda yang diyakini oleh
tiap-tiap masyarakatnya. Kebudayaan adalah suatu totalitas dari proses dan
hasil segala aktivitas suatu bangsa dalam bidang estetis, moral, dan ideasional
yang terjadi melalui proses integrasi, baik integarasi historis maupun pengaruh
jangka panjangnya. Produknya sendiri dapat berwujud barang buatan (artifact), kelembagaan sosial (socifact), dan buah pikiran (mentifact) (Sachari dan Sunarya : 2001).
Indonesia
adalah negara yg terkenal dengan beragam budayanya, suatu warisan kekayaan yang
patut kita lestarikan selalu. Salah satu ciri keragaman itu bisa di lihat dari
beragam kuliner yg ada di negara ini, tidak heran karena kekayaan kuliner
adalah bagian dari kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri. Salah satu
kekayaan kuliner Indonesia adalah dari makanan tradisionalnya yaitu mendoan
Purbalingga yang merupakan makanan khas daerah Banyumas.
1.
MENDOAN
PURBALINGGA MAKANAN TRADISIONAL KHAS DAERAH
a.
Profil
Kabupaten Purbalingga
Kabupaten Purbalingga
adalah sebuah kabupaten
di Provinsi
Jawa Tengah.
Ibukotanya adalah Purbalingga. Kabupaten ini
berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di utara, Kabupaten Banjarnegara di timur dan
selatan, serta Kabupaten Banyumas di barat dan selatan. Bupati
Purbalingga sekarang adalah Drs. H. Heru Sudjatmoko, M.Si.
Terletak
pada 101° 11" BT - 109°35" BT dan 7°10" LS - 7°29 LS"
terbentang pada altitude ± 40 – 1.500 meter diatas permukaan laut dengan dua
musim yaitu musim Hujan antara April – September dan musim Kemarau antara Oktober
– Maret.
Secara umum Purbalingga termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah
hujan 3,739 mm – 4,789 mm per tahun. Jumlah curah hujan tertinggi berada di
Kecamatan Karangmoncol,
sedangkan curah hujan terendah di Kecamatan Kejobong.
Suhu udara di wilayah Kabupaten Purbalingga
antara 23.20° C – 32.88° C dengan rata-rata 24.49° C. Purbalingga
berada di cekungan yang diapit beberapa rangkaian pegunungan. Di sebelah utara
merupakan rangkaian pegunungan (Gunung Slamet
dan Dataran Tinggi Dieng).
Bagian selatan merupakan Depresi Serayu, yang dialiri dua sungai besar Kali Serayu
dan anak sungainya, Kali Pekacangan. Anak sungai lainnya yaitu seperti Kali Klawing,
Kali Gintung, dan anak sungai lainnya. Sekitas 21 km timur laut kota
Purwokerto.. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Purbalingga)
Purbalingga
memiliki Klub sepakbola Persap (Persatuan Sepakbola Purbalingga) sekarang Persibangga yang
pada 18 Januari tahun 2011 menjuarai Kompetisi divisi II PSSI 2010-2011. [6]
Untuk fasilitas Olahraga di Purbalingga terdapat Stadion Gelora Goentoer
Darjono yang mana stadion ini mampu menampung sekitar 15.000 penonton. Di Purbalingga
ada banyak industri
dengan bahan baku rambut
manusia untuk dijadikan bulu mata palsu (eye-lash) atau juga dibuat wig
atau rambut palsu serta sanggul maupun hair piece yang dipasang untuk
memberikan tambahan rambut atau juga high-light secara temporer di
rambut kita.[4]
Keistimewaan lain adalah industri knalpot yang merupakan transformasi dari industri kuali dan
panci tembaga. Knalpot
Braling cukup terkenal di kalangan pemilik mobil, sebagai alternatif
suku cadang murah.
Purbalingga
memiliki Komunitas Film Independen yang sangat diperhitungkan di kancah Nasional.
Berbagai ajang perfilman nasional berhasil diraih dan dimenangi, selain itu
Komunitas ini juga menggelar ajang festival film independen secara rutin yang
disebut PFF (Purbalingga Film Festival). Untuk pertama kalinya pada 6
Desember 2010 Komunitas Film Independen Purbalingga memenangi Piala Citra
dalam Festival Film Indonesia untuk kategori
Film Pendek.
Makanan yang
paling dikenal di Purbalingga adalah mendoan,
ini adalah makanan yang dibuat dari tempe kedelai. Istimewanya, pembuatan mendoan
diproses mulai dari saat membuat tempenya, jadi mendoan tak bisa dibuat dari sembarang tempe. Tempe mendoan
adalah tempe tipis yang dibuat melebar/meluas. Untuk membuat mendoan,
tempe
ini diberi tepung yang dibumbu garam, ketumbar dan daun bawang. Digoreng
sebentar sehingga masih terasa lunak, bila digoreng agak lama akan menjadi
tempe "muledi" yang sedikit agak liat. Lebih lama lagi sampai kering
maka disebut tempe "keripik".
b.
Mendoan
Bahan dasar untuk membuat mendoan adalah tempe dari bahan
kedelai yang telah difermentasikan. Sebelum kita masuk pada pembuatan mendoan
alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses pembuatan
dari kedelai menjadi tempe hasil fermentasi yang siap diolah menjadi mendoan.
Di desa Babakan Kabupaten Purbalingga terdapat banyak
tempat yang mengolah kedelai untuk dijadikan menjadi tempe, baik itu tempe
mendo ataupun tempe untuk diolah menjadi keripik. Salah satunya adalah di rumah
ibu Tursini Rt 14 Rw 04 Desa Babakan yang setiap harinya mengolah kedelai
menjadi tempe yang dapat diolah kembali menjadi keripik ataupun mendoan.
Pertama-tama adalah menyiapkan kedelai. Biasanya setiap
harinya di tempat ini mengolah kedelai sebanyak 10 kg dan akan menjadi 700
bungkus tempe siap diolah. Setelah dibersihkan kedelai direbus dengan air
selama 30 menit. Setelah itu kedelai diinjak injak dengan kaki agar kulitnya
terkelupas. Kemudian direndam selama satu malam. Setelah satu malam kemudian di
kukus selama satu jam, setelah diangkat dan setengah dingin dicampur dengan
ragi. Ragi adalah bahan yang digunakan agar terjadi proses fermentasi pada
kedelai. Untuk 10 kg kedelai dapat dicampur ragi sebanyak kurang lebih 2 ons.
Perhatikan gambar berikut!
(sumber: hasil foto penulis)
|
Setelah dicampur dengan ragi kemudian
kedelai dibungkus menggunakan daun pisang sesuai dengan takaran yang telah
ditentukan dan biarkan selama satu malam.
Kedelai yang telah dibungkus dengan daun
pisang
(Sumber: Hasil foto penulis)
Setelah satu malam bungkusan dapat
dibuka dan tempe sudah siap untuk diolah
(Sumber: hasil foto penulis)
Tempe
mendoan yang siap untuk diolah
a.
Cara
Membuat Mendoan
Bahan
500 gr tempe khusus tempe menodan
200 gr tepung terigu
350 ml air
garam secukupnya
2 batang bawang daun, iris tipis
minyak untuk menggoreng
Bumbu halus
4 siung bawang putih
4 siung bawang merah
1 sdt ketumbar
1 cm kencur
Cara membuat
1. Campur tepung dengan bumbu halus, air, dan bawang daun, aduk
2. Siapkan minyak dengan api sedang
3. Celup tempe pada tepung, goreng kekuningan, sesekali dibalik
4. Angkat, tiriskan, sajikan hangat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar