PEMBAHASAN
Membangun Karakter
Bangsa Melalui Pendidikan Seni Rupa
Indonesia
merupakan negara yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa. Ciri dan
karakteristiknya pun berbeda-beda, antara suku bangsa yang satu dengn suku
bangsa yang lain. Terkait dengan kemajemukan suku bangsa di Indonesia, dalam
Koentjaraningrat (2007:377-393) disampaikan dan dijelaskan beberapa faktor yang
menjadi penghambat dalan pembangunan bangsa Indonesia diantaranya adalah: (i)
faktor kenaikan penduduk; (ii) faktor aneka warna bangsa Indonesia; dan (iii)
faktor sikap mental penduduk. Sementara itu, dalam Lubis (2008) disebutkan
bahwa salah satu ciri manusia Indonesia adalah artistik. Manusia Indonesia
hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaannya, dengan perasaan-perasaan
sensualnya, dan semua ini mengembangkan daya artistik yang besar dalam diri
manusia Indonesia yang dituangkan dalam segala cipta artistik dan kerajinan
yang sangat indah-indah serba beraneka macamnya, variasinya, warna-warninya.
Pendidikan
seni memiliki peranan yang cukup penting dalam penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia, khususnya dalam pembentukan dan pembangunan karakter peserta didik,
dan lebih jauh lagi adalah karakter bangsa, karena peserta didik merupakan
generasi penerus estafet kehidupan bangsa. Sehingga dalam proses
penyelenggaraan pendidikan seni rupa peserta didik melalui pembelajaran seni
rupa mampu mengembangkan sikap apresiatif, sensitivitas, dan kreativitasnya.
Dalam
pembelajaran seni, dimungkinkan setiap anak menghasilkan produk atau karya yang
berbeda dengan temannya. Dalam pembelajaran seni, anak menjadi terbiasa atau
mengalami proses pembiasaan untuk berbeda dengan yang lain. Kondisi ini dalam
jangka panjang akan berkontribusi terhadap pembentukan sikap hidup, misalnya
penghargaan perbedaan pendapat, toleransi, dan demokratis dalam kehidupan
sehari-hari atau dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (dalam Ismiyanto, 2010:
37).
Berkaitan
dengan pembentukan sikap hidup seperti yang telah disampaikan pada bagian
sebelumnya bahwa, karakter sangat berkaitan erat dengan sikap dan perilaku,
sehingga dari sikap dan perilaku seseorang dapat diketahui bagaimana karakter
orang tersebut. Berangkat dari konsep individu kemudian berkembang kepada
masyarakat dan lebih jauh lagi bangsa. Dalam melihat karakter suatu bangsa
dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap kebudayaan pada bangsa itu sendiri.
Dalam satu wilayah budaya dapat dilihat kecenderungan masyarakat dalam
mengamalkan maupun menjalankan sistem nilai dan norma kepercayaan yang diyakini
itu.
Melalui
pendidikan seni rupa, peserta didik dapat mengenal dan memahami keanekaragaman
karakter dan kebudayaan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan seni rupa juga,
siswa dilatih untuk memiliki dan mengambangkan karakter yang ada pada dalam
diri peserta didik itu sendiri, seperti rasa sensitivitas atau kepekaan,
kreativitas, serta rasa estetisnya yang berkaitan dengan penghayatan tentang suatu
keindahan. Tentunya hal tersebut diharapkan dapat berperan dalam proses
pembangunan karakter peserta didik pada kehidupan sehari-hari sebagai generasi
penerus bangsa.
Peran
pendidikan seni khususnya seni rupa dapat berfungsi sebagai pendekatan dalam
belajar, sehingga melalui penerapan pendidikan seni rupa dapat mengembangkan
berbagai kemampuan dasar peserta didik untuk mencapai keseimbangan yang
dikehendaki. Peran pendidikan seni secara tidak langsung dirasakan oleh peserta
didik melalui pendekatan yang bersifat multidimensional, multilingual, dan
multikultural (http://yandra08.blogspot.com/2009/07/seni-sebagai-pemberi-identitas-dalam.html).
1.
Peran Multidimensional
Peran pendidikan seni
secara tidak langsung dirasakan oleh peserta didik melalui pendekatan yang
bersifat multidimensional, yang berarti melalui pendidikan seni menumbuhkan dan
mengembangkan berbagai kemampuan dasar peserta didik. Melalui kegiatan seni, peserta didik dapat
mengembangkan berbagai kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk belajar. Konsep
tersebut sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang dikemukakan oleh
Herberd Read dalam bukunya, Education through Art. Kegiatan seni dapat membantu individu
dalam perkembangan estetik, perseptual, intelektual, emosional, daya cipta, dan
teknik”. Berdasarkan hal tersebut di atas, kecerdasan peserta didik pada
dasarnya mampu dioptimalkan melalui pendidikan seni yang mencakup fisik,
persepsi, pikir (intelektual), emosi (emosional), daya cipta (kreativitas),
sosial dan estetika.
a. Pengembangan Fisik
b. Pengembangan Persepsi
c. Pengembangan Pikir
d. Pengembangan Emosi
e. Pengembangan Daya Cipta
f. Pengembangan Sosial
g. Pengembangan Estetika
h.
Pengembangan Bakat
2.
Peran Multilingual
Seni
merupakan bahasa, berarti pendidikan seni bertujuan mengembangkan kemampuan
berekspresi dengan segala cara dengan memakai bahasa seni dan keterpaduannya.
Peran pendidikan seni sifatnya multilingual. Melalui pendidikan seni peserta
didik mampu berkomunikasi melalui beragam bahasa (baik verbal maupun
nonverbal), diharapkan juga mampu memanfaatkan bahasa rupa, bunyi, gerak dan
keterpaduannya. Goldberg (dalam Kamaril, C.1999) menyatakan bahwa seni adalah
cermin hidup dan cermin realitas, termasuk hidup dan realitas anak (peserta
didik) dalam seni terhadap bahasa estetika dan simbolis, yang mampu
menghadirkan pencitraan terhadap suatu keadaan tertentu.
Pendidikan
seni mempunyai peran untuk mengembangkan berbagai kompetensi dasar yang
dimiliki peserta didik dalam kegiatan ekspresi seni. Peran pendidikan seni yang
bersifat multilingual secara integratif dapat dipahami melalui beberapa media
yaitu media ekspresi, komunikasi, eksplorasi.
a. Media Ekspresi
b. Media Komunikasi
c.
Media Bermain/Bereksplorasi
3. Peran
Multikultural
Melalui
pendidikan seni dengan pendekatan multikultural menurut Gyorgy Kepes (dalam http://yandra08.blogspot.com/2009/07/seni-sebagai-pemberi-identitas-dalam.html)
menyebutkan, bahwa sifat multikultural berperan mengembangkan kepekaan sosial
anak, menanamkan kesadaran akan adanya perbedaan dan keanekaragaman budaya.
Pendidikan seni dengan pendekatan yang bersifat multikultural adalah menjalin,
menghargai, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap keragaman budaya yang
pluralis, baik budaya yang dimiliki maupun budaya orang lain. Paradigma yang
hendak dikembangkan dalam pendidikan seni multikultural hendaknya bisa
berkembang seiring dengan hak dan keragaman latar belakang peserta didik
sebagai pribadi yang belajar bersama-sama, hendaknya saling menghargai
toleransi, demokrasi dan hidup rukun dalam masyarakat budaya yang majemuk.
Multikultural
berarti keragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Keragaman diharapkan
menjadi dasar pemersatu bangsa Indonesia, mengingat bangsa Indonesia memiliki
keragaman etnis dengan pola tradisi idealisme yang berbeda-beda, yang dapat
mengancam keutuhan bangsa. Oleh sebab itu, peran pendidikan seni rupa yang
bersifat multikultural bertujuan menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan
berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global. Diharapkan dengan
kesadaran hidup akan terwujud suasana kehidupan bermasyarakat yang berkualitas,
terbuka dan bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar